Tahun 2025 menandai pergeseran tren hunian di Indonesia, dengan semakin kuatnya dorongan terhadap pembangunan rumah vertikal seperti rumah susun. Namun, di tengah geliat urbanisasi ini, masyarakat di Kabupaten Batang justru menunjukkan preferensi berbeda. Banyak keluarga tetap memilih rumah subsidi tapak sebagai tempat tinggal yang dinilai lebih mendukung gaya hidup nyaman, fleksibel, dan ramah keluarga.
Hunian tapak menawarkan ruang gerak yang lebih luas, menjadikannya pilihan ideal untuk keluarga dengan anak-anak maupun lansia. Sementara itu, meski rumah susun dianggap efisien dalam penggunaan lahan, hunian jenis ini kerap memiliki keterbatasan dalam hal kebebasan renovasi, privasi, hingga biaya perawatan yang lebih tinggi.
Iuran pengelolaan lingkungan (IPL), perawatan lift, keamanan 24 jam, serta fasilitas komunal lainnya sering menjadi beban tambahan bagi penghuni rumah susun. Di sisi lain, rumah subsidi di Batang hadir sebagai solusi praktis dengan keunggulan yang nyata: kepemilikan penuh atas bangunan dan lahan, halaman pribadi, carport, serta fleksibilitas pengembangan sesuai kebutuhan penghuninya disertai berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan penghuni.
Dengan harga yang terjangkau dan skema KPR subsidi yang menawarkan cicilan ringan, rumah subsidi di Batang terus menjadi pilihan utama bagi masyarakat yang mendambakan hunian nyaman sekaligus aset jangka panjang. Di tengah perubahan lanskap perkotaan, rumah tapak murah di Batang membuktikan diri sebagai alternatif hunian yang tetap relevan dan unggul.