Sepanjang tahun 2024, generasi Z tercatat sebagai kelompok usia paling dominan dalam membeli rumah subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari BP Tapera. Dari 200.300 unit rumah yang telah tersalurkan secara nasional, sekitar 62,35 persen atau 124.889 unit dibeli oleh masyarakat berusia 19–30 tahun. Angka ini memperlihatkan tingginya minat generasi muda terhadap rumah subsidi sebagai solusi hunian pertama mereka. Fenomena serupa juga terlihat di wilayah Semarang dan sekitarnya, di mana permintaan rumah subsidi dari kalangan Gen Z terus mengalami peningkatan.
Berbagai proyek rumah subsidi mulai bermunculan terutama di kawasan industrial berkembang seperti Kendal, Bawen, Ungaran, dan Mranggen yang menawarkan harga lebih terjangkau namun tetap memiliki akses yang cukup baik ke pusat kota maupun kawasan industrial sekitar. Generasi Z yang belum memiliki kestabilan keuangan cenderung memilih kawasan-kawasan ini karena tersedianya fasilitas dasar dan lingkungan yang berkembang. Proyek-proyek tersebut memanfaatkan skema FLPP sebagai daya tarik utama, karena memungkinkan masyarakat muda untuk memiliki rumah dengan cicilan yang lebih ringan.
“Sangat terbantu apalagi buat saya yang udah bekerja tapi gaji masih UMR lebih dikit tapi bisa punya rumah” ujar Timotius, salah satu konsumen perumahan subsidi Puri Delta Asri
Tingginya harga rumah di sekitar Semarang membuat banyak anak muda merasa berat membeli rumah secara tunai. Oleh karena itu, rumah subsidi dengan skema KPR menjadi alternatif yang paling masuk akal. Dengan penghasilan bulanan yang masih di bawah Rp10 juta, generasi Z di Semarang berupaya mengajukan KPR bersubsidi meskipun prosesnya tetap membutuhkan komitmen dan persyaratan yang ketat. Namun, kemudahan cicilan tetap menjadi alasan utama rumah subsidi makin diminat